aku yang memutuskan bagaimana perasaanku dan aku memilih untuk merasa bahagia


"Aduuh aku galau niih.. mana tugasku seabrek, mamah ngomel-ngomel terus, bbm cowokku malah gak aktif lagi.. aku streesss.."

"Lagunya si penyanyi A itu aku banget tau.. tanpanya aku gak bisa ngrasain apa-apa, gak berarti sama sekali.. kalo dia ninggalin aku.. aku mau mati ajaa.."

Dan masih banyak lagi ekspresi ekspresi anak anak muda jaman sekarang (kalo yg nulis sih anak muda jaman dulu haha) yang terkesan manis tapi tanpa disadari memberi sugesti pada diri mereka sendiri untuk menjadi pribadi pribadi yang tidak produktif.

Padahal, setiap yg kita pikirkan, yg kemudian dicetak sebagai kata bisa memberi sugesti pada setiap sel dari tubuh kita untuk merasakan apa yg kita pikirkan. Karena itulah, kampanye melawan negative-thinking atau kalau di islam disebut sebagai prasangka buruk (baca: su'udzon pada diri sendiri) harus lebih banyak dilakukan. Despite of the fact bahwa media sekarang terutama dari lagu dan film banyak yang memberi dorongan masyarakat terutama anak anak muda untuk cenderung bersikap lemah dan melemah-lemahkan diri sendiri. 

Banyak yang kemudian menjalani hidup berdasarkan apa apa yang ada di lagu atau film, memilih untuk merasakan perasaan perasaan yg ada di lagu. Hidupnya dijalani dengan tuntunan lagu ! (ckckckck)

Kata Allah SWT di Q.S Al Baqarah ayat 30 yang artinya :

''Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'' Mereka berkata: ''Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?''. Tuhan berfirman: ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui''

Kata "khalifah" berasal dari bahasa Arab (Arab:خليفة Khalīfah) yang artinya pemimpin. Kalo baca ayat itu berarti yang namanya manusia, yg didalamnya termasuk kita (kalo masih merasa jadi manusia wkwkwk) adalah pemimpin. Paling gak, yang kita pimpin adalah diri kita sendiri yang terdiri dari pikiran, perasaan dan keinginan kita. Kalo kita tidak take control atas diri kita sendiri, maka kita yang akan dikontrol keinginan kita lewat lagu, lewat film. Pikiran, perasaan dan keinginan (baca: hawa nafsu) kita akan menggiring kita untuk mempercayai nilai-nilai kegalauan, kelemahan yang ada dalam lagu yang kemudian pasti akan menggiring kita pada ketidakproduktifan. Banyak anak anak sekolah yang nilainya menjadi jeblok karena ini. Sekolah gak bisa mikir karna galau dengan tugas, dengan guru atau dengan pacar. Katanya penjajahan didunia harus dihapuskan, bukankah ini juga penjajahan?

 Lalu apakah yg salah lagunya? filmnya? tentu saja lagu dan film itu gak salah. Bukan salah penyanyinya juga. Tetapi yang salah adalah cara kita menikmati lagu itu. Lagu yang hanya hiburan itu seharusnya hanya ditempatkan sebagai hiburan aja bukan tuntunan hidup. Tidak boleh kita lantas galau karena mendengar lagu lagu galau. Yuk jadi anak anak muda yang cerdas. Pilihannya cuma memimpin atau dipimpin. Kalo kita gak mau memimpin diri kita sendiri, kita yg akan dipimpin. Mau? :)




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS